
Maafkanlah aku acuhkan dirimu
waktu petama kali tersenyum padaku
Maafkanlah aku jejali dirimu
Dengan segala kisah sumpah serapahku
Cuplikan lirik lagu di atas tentu sangat akrab sekali bagi yang dulu memakai seragam putih abu-abu saat lagu itu meledak. Slank bagi saya merupakan group musik legendaris. Apabila dihitung dari pertama kali meliris albumnya yaitu tahun 1990, maka sampai saat ini Slank telah melewati masa bermusik selama 28 tahun. Namun apabila dihitung dari pertama kali formasi Slank muncul tahun 1983 maka Slank melewati masa bermusik 35 tahun!
Apa yang menarik dari Slank? Otentik! Ya, bagi saya Slank berhasil melahirkan ke-otentikan dirinya dalam bermusik. Apabila anda membaca artikel saya sebelum ini yang berjudul JATI DIRI, maka Slank adalah group musik yang berhasil melahirkan Jati Dirinya. Ia mempunyai ciri, gambaran, sifat dan identitas sebagai Slank.
Saat vocal terdengar, gitar mulai dipetik dan drum ditabuh, maka semua hal tentang ciri, gambaran, sifat dan identitas sebagai Slank akan mudah dikenali.
Anda dapat membaca kisah Slank dari awal di internet. Dan apabila saat itu Bimbim tidak membubarkan group band Cikini Stones Complex (CSC) yang membawakan lagu-lagu Rolling Stone, mungkin saja ia akan tetap menjadi ‘bayang-bayang’ lagu orang lain tanpa punya ke-otentikan diri.
Keputusan untuk tidak lagi menyanyikan lagu-lagu orang lain ternyata cukup berat karena untuk melahirkan sesuatu yang dinamakan ‘otentik’ ternyata memerlukan perjalanan Panjang. Bagaimana tidak, saati pertama kali muncul menggunakan nama Slank dengan formasi awal Erwan (Vokal), Bongky (Gitar), Kiki (Gitar), Bimbim (Drum) dan Denny BDN (Bass) yang saat itu pentas di Universitas Nasional (UNAS) Jakarta dikatakan mengalami kegagalan.
Namun perjalanan tersebut tetap dilanjutkan untuk terus bermusik dengan pergantian berbagai formasi personal dari Slank itu sendiri.
Dari tahun 1983, baru di tahun 1990 itulah album Slank pertama muncul Dengan lagu andalan ‘Maafkan’ dan Slank mulai dikenal dengan ciri, gambaran, sifat dan identitas tersendiri yang memang mewakili Jati Diri sebagai Slank.
Dalam industry (apapun juga) ke-otentikan memang diperlukan. Menjadi otentik dengan melahirkan Jati Diri memerlukan waktu yang tidak singkat. Jatuh bangun, benturan, ditolak bahkan disingkirkan mungkin menjadi warna yang hadir sepanjang perjalanan tersebut.
Seperti apa yang pernah dikatakan oleh seorang Pujangga India, Svami Vivekananda, “Sesuatu yang besar, pertama kali akan ditertawakan, ditolak dan kemudian nanti baru akan diterima.”
Melihat penampilan Slank malam ini di salah satu stasiun teve, mengingatkan saya kembali tentang sebuah perjuangan dan perjalanan panjang untuk memunculkan Jati Diri, di mana saat ini banyak sekali yang berharap instan untuk sesuatu yang mereka anggap sebagai sebuah kesuksesan.
Kau datang padaku saat ku luka
Luka dengan sejuta kecewa
Yang hempaskan tubuhku remukkan dada
Namum lembut belaimu
balutkan luka
Kau kecup bibirku saat ku muak
Muak dengan sesatnya asmara
Yang membuatku muntah lepaskan dendam
Namum hangat bibirmu
redakan luka
Maafkanlah aku acuhkan dirimu
waktu petama kali tersenyum padaku
Maafkanlah aku jejali dirimu
Dengan segala kisah sumpah serapahku
Kisah Slank malam ini, dapat menjadi pelajaran kita kembali tentang sesuatu yang kita sebut sebagai Authentic.
Agung Webe